Sabtu, 19 Mei 2012

pengertian drama menurut para ahli

Pengertian Drama
Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama (Wiyanto, 2002:1-2).
Menurut Kintoko (2008:104, Ardiyansyah) drama adalah proses pemeranan diri kita menjadi seseorang yang harus diperankan di dalam pementasan. Drama adalah kehidupan sehari hari yang di pentaskan dengan sistematis dan menarik.
Menurut Zaidan (1994: 60) drama adalah ragam sastra dalam bentuk dialog yang dimaksudkan untuk dipertunjukkan di atas pentas.
 Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera (Wiyanto, 2002:1-2).
Menurut Aeschylus (2008: 26, Karsito) drama berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak. Drama juga berarti risalah, kejadian, atau karangan.

pengetian naskah drama menurut para ahli


2.1       Pengertian Naskah Drama
Naskah drama adalah salah satu genre karya sastra yang sejajar dengan prosa dan puisi. Berbeda dengan prosa maupun puisi, naskah drama memiliki bentuk sendiri yaitu ditulis dalam bentuk dialog yang didasarkan atas konflik batin dan mempunyai kemungkinan dipentaskan (Waluyo, 2003: 2).
Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama.
Menurut Sendarasik naskah drama merupakan bahan dasar sebuah pementasan dan belum sempurna bentuknya apabila belum dipentaskan. Naskah drama juga sebagai ungkapan pernyataan penulis (play wright) yang berisi nilai-nilai pengalaman umum juga merupakan ide dasar bagi actor.
Berdasarkan pengertian diatas naskah drama dapat diartikan suatu karangan atau cerita yang berupa tindakan atau perbuatan yang masih berbentuk teks atau tulisan yang belum diterbitkan (pentaskan). Yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah naskah drama.

Rabu, 16 Mei 2012

Pengertian Drama Menurut Para Ahli

2.2.4 Pengertian Naskah Drama Naskah drama adalah salah satu genre karya sastra yang sejajar dengan prosa dan puisi. Berbeda dengan prosa maupun puisi, naskah drama memiliki bentuk sendiri yaitu ditulis dalam bentuk dialog yang didasarkan atas konflik batin dan mempunyai kemungkinan dipentaskan (Waluyo, 2003: 2). Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama. Menurut Sendarasik naskah drama merupakan bahan dasar sebuah pementasan dan belum sempurna bentuknya apabila belum dipentaskan. Naskah drama juga sebagai ungkapan pernyataan penulis (play wright) yang berisi nilai-nilai pengalaman umum juga merupakan ide dasar bagi actor.

Unsur Intrinsik Drama Menurut Para Ahli

Unsur-unsur intrinsik drama adalah unsur-unsur pembangunan struktur yang ada di dalam drama itu sendiri. Unsur-unsur intrinsik drama menurut Kusmayadi (2008:67-68) ada enam yakni: 1. Tokoh, 2. Alur, 3. Latar, 4. penggarapan bahasa, 5. Tema, dan 6. Pesan drama. 1) Tokoh Penokohan dalam drama berkaitan dengan penamaan, pemeranan, keadaan fisik tokoh, keadaan sosial tokoh, serta karakter tokoh. tokoh terbagi menjadi tiga, yaitu tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh pendukung. 2) Alur Hubungan suatu peristiwa atau sekelompak peristiwa dengan peristiwa yang lain disebut alur atau plot. Alur sebagai rangkaian peristiwa-peristiwa yang saling berhubungan secara kausalitas akan menunjukkan sebab-akibat. Alur dapat dibedakan menjadi dua, yaitu alur konvensional, dan nonkonvensional. Alur konvensioanal adalah jika peristiwa itu disajikan lebih dahulu selalu menjadi penyebab munculnya peristiwa yang hadir sesudahnya. Deangan kata lain, alur disajikan secara runtut dari awal sampai akhir. Adapun alur nonkonvensional adalah alur yang dibentuk berdasarkan rangkaian peristiwa yang tidak sesuai dengan urutan, namun bukan berarti tanpa beraturan. 3) Latar Latar dalam drama akan memperjelas suasana, waktu peristiwa, serta memperjelas pembaca dalam mengidentifikasikan permasalahan drama. 4) Penggarapan bahasa Dialog nmerupakan bagian yang utama dalam drama. Oleh karena itu, penggarapan bahasa sangat diperhatikan. Penggarapan bahasa (penggunaan majas/ gaya bahasa) ini menyangkut kemahiran pengarang menggunakan bahasa sebagai media drama. 5) Tema Tema adalah inti permasalah yang akan dikemukakan pengarang dalam karyanya. Peristiwa-peristiwa yang muncul dalam drama merujuk pada tema sebagai intisati dari peristiwa-peristiwa tersebut. 6) Pesan drama Adapun amanat adalah opini, kecenderungan, pesan, dan visi pengarang terhadap tema yang dikemukakannya

Unsur Intrinsik Drama Menurut Para Ahli

2.2.3 Unsur Intrinsik Drama Unsur-unsur intrinsik drama adalah unsur-unsur pembangunan struktur yang ada di dalam drama itu sendiri. Unsur-unsur intrinsik drama menurut Saliman (1996:23) ada 8 yakni: 1. Alur. 2. Amanat, 3. Bahasa, 4. Dialog, 5. Latar, 6. Petunjuk teknis, 7. Tema, 8. tokoh. 1) Alur Alur adalah jaringan atau rangkaian yang membangun atau membentuk suatu cerita sejak awal hingga akhir. Urutan alur terdiri atas 5 fase, yakni: 1.Perkenalan, 2.Awal masalah, 3.Menuju klimaks, 4.Klimaks, 5.Penyelesaian. 2) Amanat Amanat adalah segala sesuatu yang ingin disampaikan pengarang, yang ingin ditanakannya secara tidak langsung ke dalam benak para penonton dramanya. 3) Bahasa Bahasa yang digunakan dalam drama sengaja dipilih pengarang dengan titik berat fungsinya sebagai sarana komunikasi. Setiap penulis drama mempunyai gaya sendiri dalam mengolah kosa kata sebagai sarana untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Selain berkaitan dengan pemilihan kosa kata, bahasa juga berkaitan dengan pemilihan gaya bahasa (style). Bahasa yang dipilih pengarang untuk kemudian dipakai dalam naskah drama tulisannya pada umumnya adalah bahasa yang mudah dimengerti (bersifat komunikatif), yakni ragam bahasa yang dipakai dalam kehidupan kesehatian. Bahasa yang berkaitan dengan situasi lingkungan, sosial budyaa, dan pendidikan. Bahasa yang dipakai dipilih sedemikian rupa dengan tujuan untuk menghidupkan cerita drama, dan menghidupkan dialog-dialog yang terjadi di antara para tokoh ceritanya. Demi pertimbangan komunikatif ini seorang pengarang drama tidak jarang sengaja mengabaikan aturan aturan yang ada dalam tata bahasa baku. 4) Dialog Dialog adalah mimetik (tiruan) dari kehidupan keseharian. Dialog drama ada yang realistis komunikatif, tetapi ada juga yang tidak realistis (estetik, filosopis, dan simbolik). Diksi dialog disesuaikan dengan karekter tokoh cerita. 5) Latar Latar adalah tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah drama. Latar tidak hanya merujuk kepada tempat, tetapi juga ruang, waktu, alat-alat, benda-benda, pakaian, sistem pekerjaan, dan sistem kehidupan yang berhubungan dengan tempat terjadinya peristiwa yang menjadi latar ceritanya. 6) Petunjuk Teknis Petunjuk teknis adalah rambu-rambu yang sengaja dicantumkan oleh seorang penulis naskah drama sebagai penuntun penafsiran bagi siapa saja yang ingin mementaskannya. Petunjuk teknis dalam naskah drama bisa berupa paparan tentang adegan demi adegan, profil tokoh cerita, latar cerita (tempat adegan) tata lampu, tata musik, tata panggung, dan daftar properti yang harus disiapkan. 7) Tema Tema menurut WJS Poerwadarminta (Saliman, 1996:23) tema adalah pokok pikiran. Mursal Esten (1990) berpendapat tema adalah sesuatu yang menjadi pikiran atau sesuatu yang menjadi persoalan. Seorang pengarang drama, sadar atau tidak sadar pasti menyampaikan amanat dalam dramanya. Amanat bersifat kias, subjektif, dan umum. Setiap orang dapat saja saling berbeda pendapat dalam menafsirkan amanat yang disampaikan pengarang drama. 8) Tokoh Tokoh dalam drama disebut tokoh rekaan yang berfungsi sebagai pemegang peran watak tokoh. Itulah sebebanya istilah tokoh juga disebut karakter atau watak. Istilah penokohan juga sering disamakan dengan istilah perwatakan atau karakterisasi (tidak sama dengan karakteristik) (Saliman : 1996 : 32).

Jenis-jenis Drama Menurut Para Ahli (Elizabet Lutter)

Menurut Lutters (2006: 35) drama terbagi dalam enam jenis, yaitu drama komedi, drama tragedi, drama misteri, drama laga/ action, drama melodrama, dan drama sejarah. 1) Drama komedi Drama komedi terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu komedi farce, komedi, slaptic, komedi satire, dan komedi situasi.. a) Komedi situasi, cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal dari para pemain, melainkan karena situasinya. b) Komedi slaptic, cerita lucu yang diciptakan dari adegan menyaliti para pemainnya, atau dengan gerak vulgar, dan kasar. c) Komedi satire, cerita lucu yang penuh dengan sindiran tajam. d) Komedi farce, cerita lucu yang bersifat dagelan, sengaja menciptakan kelucuan-kelucuan dengan dialog, dan gerak laku lucu. 2) Drama tragedi Cerita drama yang termasuk jenis ini adalah cerita yang berakhir dengan duka lara atau kematian, kekecewaan atau kesedihan. 3) Drama misteri Jenis drama ini dapat dibagi lagi dalam beberapa bagian, yaitu Mistik, Horor, dan Kriminal. a) Kriminal, jenis drama ini adalah cerita misteri yang sangat terasa unsur ketagangannya, dan biasanya menceritakan seputar kasus pembunuhan atau pemerkosaan. b) Horor, jenis drama ini adalah drama yang menceritakan hal-hal yang berkaitan dengan roh halus atau makhluk yang menakutkan, semacam setan. c) Mistik, drama ini adalah drama yang bercerita tentang hal-hal yang berkaitan dengan klenik, perdukunan, atau unsur gaib. 4) Drama laga/ action Drama laga/ action terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu modern, dan tradisional. a) Modern, jenis drama ini adalah jenis drama yang lebih banyak menampilkan adegan perkelahian atau pertempuran, namun dikemas dalam setting yang modern. b) Tradisional, jenis drama ini adalan jenis drama yang lebih banyak menampilkan adegan perkelahian atau pertempuran, namun dikemas dalam setting yang tradisional. 5) Drama melodrama Drama jenis ini bersifat sentimental atau melankolis. Ceritanya cenderung terkesan mendayu-dayudan mendramatisisasi kesedihan. 6) Drama sejarah Drama sejarah adalah cerita jenis drama yang menampilkan kisah sejarah masa lalu, baik tokoh maupun peristiwa. Bagan 2.2 Jenis-jenis drama Drama komedi Komedi situasi Komedi farce Komedi slaptic Komedi satire Drama tragedi Jenis-jenis drama Drama misteri Mistik Horor Kriminal Drama laga/ action Modern Tradisional Drama melodrama Drama sejarah Lutters (2006: 35)

Pengertian Menulis Menurut Para Ahli

Pengertian Menulis Kegiatan menulis mempunyai peranan yang sangat penting karena berbagai ide, pesan, dan perasaan yang tidak sempat disampaikan secara lisan dapat disajikan dalam kegiatan menulis. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Dalam kehidupan modern ini, jelaslah bahwa keterampilan menulis dibutuhkan. Selanjutnya, Tarigan (2008:22) mengemukakan pengertian menulis yaitu menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

Minggu, 25 Maret 2012

Angel Cherry Belle













Anisa Cherry Belle












angket

MATERI ANGKET
PETUNJUK :
A. Jawablah pertanyaan angket berilkut dengan cara memilih salah satu jawaban A,B,C, Dan D.
B. Angket ini tidak ada kaitannya dengan prestasi disekolah dan hal-hal lain yang bersifat pribadi.
C. Setelah selesai menjawab seluruh pertanyaan, angket ini mohon dikumpulkan kembali
Masalah dan pilihan jawaban
1. Apakah anda sudah memahami karangan narasi?
a. Sangat memahami
b. Memahami
c. Kurang memahami
d. Belum memahami
2. Apakah anda mengetahui ciri-ciri karangan narasi?
a. Sangat mengetahui
b. Mengetahui
c. Kurang mengetahui
d. Tidak mengetahui
3. Apakah anda mengetahui hal atau unsure pokok yang dapat membedakan antara karangan narasi dengan karangan lainnya?
a. Sangat mengetahui
b. Mengetahui
c. Kurang mengetahui
d. Tidak mengetahui
4. Apa sajakah yang anda ketahui mengenai karangan narasi?
a. Pengertian karangan narasinya
b. Ciri-ciri karangan narasi
c. Jenis karangan narasi
d. Semua tentang karangan narasi
5. Apakah anda mengetahui bahwa dalam karangan narasi terdapat jenis-jenis karangan narasi?
a. Sangat mengetahui
b. Mengetahui
c. Kurang mengetahui
d. Tidak mengetahui
6. Apakah anda mengetahui bahwa narasi memiliki dua jenis yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif?
a. Sangat mengetahui
b. Mengetahui
c. Kurang mengetahui
d. Tidak mengetahui
7. Apakah anda sudah memahami tentang narasi ekspositoris?
a. Sangat mengetahui
b. Mengetahui
c. Kurang mengetahui
d. Belum memahami
8. Tidak mengetahui Apakah anda sudah memahami tentang narasi ekspositoris?
a. Sangat mengetahui
b. Mengetahui
c. Kurang mengetahui
d. belum mengetahui
9. Apakah anda mengetahui perbedaan antara narasi ekspositoris dan narasi sugestif?
a. Sangat mengetahui
b. Mengethui
c. Kurang mengetahui
d. Tidak mengethui
10. Apakah sejauh ini anda mengetahui jenis atau karangan narasi mana yang kalian tulis?
a. Sangat mengertahui
b. Mengetahui
c. Kurang mengetahui
d. Tidak mengetahui