Selasa, 20 Desember 2011

LANDASAN TEORETIS, LATAR BELAKANG MASALAH, DAN MANFAAT

JUDUL SKRIPSI PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI KELAS XI MAN CIANJUR TAHUN AJAR 2011-2012

1. Latar Belakang

Bahasa dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang peranan penting terutama dalam pengungkapan pikiran seseorang. Konsep, pikiran dan angan-angan seseorang diungkapkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis. Bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi. Komunikasi tersebut tentunya dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan,serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra Indonesia. Agar dapat berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan benar. Cara tersebut akan lebih baik jika diajarkan sejak dini dan berkesinambungan. Setiap peserta didik dituntut untuk mampu menguasai bahasa yang mereka pelajari terutama bahasa resmi yang digunakan oleh negara yang ditempati peserta didik. Begitu pula di Indonesia, bahasa Indonesia menjadi materi pelajaran yang diberikan di setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini dilakukan supaya peserta didik mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Salah satu hal yang terpenting dalam proses belajar mengajar adalah membaca dan menulis. Karena ini adalah hal dasar agar siswa dapat berkembang dan menerima pelajaran dari guru yang disampaikan. Tanpa kedua hal tersebut para guru akan mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar.

Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa rata- rata masih rendah. Rendahnya kemampuan menulis disebabkan karena guru kurang memberi kesempatan siswa dalam kegiatan mengarang. Kurangnya porsi pembelajaran untuk menulis atau mengarang membuat siswa jarang untuk berlatih dan tugas untuk mengarang juga jarang diberikan. Kalaupun ada tugas menulis, biasanya hanya menyalin ulang catatan di papan tulis. Akibatnya kemampuan menulis siswa tidak dapat berkembang, kreativitas siswa dalam menuangkan gagasanya kurang maksimal, dan siswa kurang menguasi keterampilan menulis yang berhubungan dengan teknik, isi maupun bahasa.

Kurangnya minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, khususnya keterampilan menulis dapat menjadi pemicu rendahnya kemampuan menulis. Menarik minat siswa dalam mengarang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan penggunaan media. Oleh karena itu, media yang dipergunakan guru dalam pembelajaran harus sesuai dengan siswa, lingkungan dan bahan ajar. Pemilihan media yang tepat akan memberikan nilai tambah siswa proses pembelajaran sehingga memperlancar kegiatan pembelajaran. Media yang dapat dipakai oleh guru dalam kegiatan menulis antara lain media grafis yang berupa gambar. Gambar yang dimaksud adalah gambar-gambar yang membentuk rangkaian cerita ( gambar berseri). Media gambar berseri adalah sejumlah gambar di mana antara satu gambar dengan gambar yang saling berkaitan dan membentuk alur cerita tertentu. Dengan melihat gambar-gambar yang menarik siswa dapat berimajinasi tentang apa yang mereka lihat kemudian menceritakannya dalam bentuk tulisan. Siswa dapat merangkai potongan – potongan gagasan yang ada dalam pikiran menjadi bentuk kalimat yang runtut sehingga menghasilkan karangan yang baik dan melatih siswa dalam mengatur alur cerita. Selain itu, media gambar berseri dapat mengurangi rasa jenuh sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif dan tujuan pembelajaran menulis, yaitu agar siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat dan pengetahuan secara tertulis dan memiliki kegemaran menulis dapat diwujudkan.

Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji mengenai Pembelajaran Menulis Naskah Drama dengan Menggunakan Media Gambar Berseri Kelas XI Man Cianjur Tahun Ajar 2011-2012.

2. Manfaat

Adapun manfaat penelitian ini bagi guru dan siswa adalah sebagai berikut:

a. Manfaat bagi guru

1) Memberikan model pembelajaran yang baru agar tidak bosan melalui media gambar berseri.

2) Memberikan pemahaman bagaimana cara menulis karangan bebas dengan bantuan media gambar berseri

b. Manfaat bagi siswa

1) Sebagai upaya meningkatkan prestasi siswa dalam belajar menulis

2) Sebagai upaya mengenalkan kepada siswa mengenai pembelajaran yang efektif dan menarik.

3. Landasan Teoretis

a. Pengertian Drama

Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama.

Drama (Yunani Kuno δρμα) adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “aksi”, “perbuatan”. Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera.

Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera.

Drama sering disebut sandiwara atau teater. Kata sandiwara berasal dari bahasa Jawa sandi yang berarti rahasia dan warah yang berarti ajaran. Sandiwara berarti ajaran yang disampaikan secara rahasia atau tidak terang-terangan. Mengapa? Karena lakon drama sebenarnya mengandung pesan/ajaran (terutama ajaran moral) bagi penontonnya. Penonton menemukan ajaran itu secara tersirat dalam lakon drama.

Jadi, dari semua pengertian di atas bisa disimpulkan bahwa drama adalah salah satu bentuk karya sastra yang dipentaskan, yang menggambarkan kehidupan nyata atau yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, yang diperankan oleh para aktor (secara perseorangan atau pun kelompok) di atas pentas, dengan dengan bantuan tata rias, tata busana, tata panggung, dan sebagainya yang medukung terhadap jalan cerita maupu karakter masing aktor dalam memerankan tokohnya.

b. Unsur Intrinsik Drama

Unsur-unsur intrinsik adalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri. Adapun unsure-unsur intrisik drama yaitu.

1) Tema
Tema cerita adalah pokok pikiran dalam sebuah karangan. Atau, dapat diartikan pula sebagai dasar cerita yang ingin disampaikan oleh penulisnya (Lutters, 2006:41).

Tema drama harus disesuaikan dengan penonton. Jika drama ditujukan kepada pelajar, maka tema ceritanya juga harus sarat dengan pendidikan. Jangan sampai tema yang disajikan justru menjerumuskan pelajar sebagai penonton pada hal-hal yang tidak edukatif.

2) Alur Cerita (Plot)

Plot atau alur adalah pola dasar dari kejadian-kejadian yang membangun aksi yang penting dalam sebuah drama. Plot drama harus dibangun mulai dari awal, lalu terdapat kemajuan-kemajuan, dan penyelesaian masalah yang diberikan kepada penonton. Plot menjelaskan bagaimana sebuah kejadian memengaruhi kejadian yang lain dan mengapa orang-orang yang ada di dalamnya berlaku seperti itu (Suban, 2009: 79).

Somad dkk. ( 2008:149) menjabarkan alur menjadi beberapa bagian berikut.

a) Eksposisi/ introduksi merupakan pergerakan terhadap konflik melalui dialog-dialog pelaku.

b) Intrik merupakan persentuhan konflik atau keadaan mulai tegang.

c) Klimaks merupakan pergumulan konflik atau ketegangan yang telah mencapai puncaknya dalam cerita.

d) Antiklimaks merupakan konflik mulai menurun atau masalah dapat diselesaikan.

e) Konklusi merupakan akhir peristiwa atau penentuan terhadap nasib pelaku utama.

3) Latar Cerita (Setting)

Lutters (2006: 56) menjelaskan bahwa setting cerita adalah lokasi tempat cerita ini ingin ditempatkan atau diwadahi. Setting dibagi menjadi dua, yaitu media/ tempat dan budaya.

4) Penokohan
Penokohan/ karakter pelaku utama adalah pelukisan karakter/ kepribadian pelaku utama. Lutters ( 2006: 81) membagi tokoh/ peran menurut sifatnya dalam tiga hal berikut.

a) Peran Protagonis

Peran protagonis adalah peran yang harus mewakili hal-hal positif dalam kebutuhan cerita. Peran ini biasanya cenderung menjadi tokoh yang disakiti, baik, dan menderita sehingga akan menimbulkan simpati bagi penontonnya. Peran protagonis ini biasanya menjadi tokoh sentral, yaitu tokoh yang menentukan gerak adegan.

b) Peran Antagonis

Peran antagonis adalah kebalikan dari peran protagonis. Peran ini adalah peran yang harus mewakili hal-hal negatif dalam kebutuhan cerita. Peran ini biasanya cenderung menjadi tokoh yang menyakiti tokoh protagonis. Dia adalah tokoh yang jahat sehingga akan menimbulkan rasa benci atau antipasti penonton.

c) Peran Tritagonis

Peran tritagonis adalah peran pendamping, baik untuk peran protagonis maupun antagonis. Peran ini bisa menjadi pendukung atau penentang tokoh sentral, tetapi juga bisa menjadi penengah atau perantara tokoh sentral. Posisinya menjadi pembela tokoh yang didampinginya. Peran ini termasuk peran pembantu utama.

Suban (2009:68) membagi karakter menjadi tiga bagian menurut kedudukannya dalam cerita.

· Karakter Utama (Main Character)

Karakter utama adalah karakter yang mengambil perhatian terbanyak dari pemirsa dan menjadi pusat perhatian pemirsa. Karakter ini juga paling banyak aksinya dalam cerita.

· Karakter Pendukung (Secondary Character)

Karakter pendukung adalah orang-orang yang menciptakan situasi dan yang memancing konflik untuk karakter utama. Kadang-kangan karakter pendukung bisa memainkan peranan yang membantu karakter utama. Misalnya sebagai orang keparcayaan karakter utama. Contohnya, sebagai sopir atau bodyguard.

· Karakter Figuran (Incedental Character)

Karakter ini duperlukan untuk mengisi dan melengkapi sebuah cerita. Mereka serin disebut figuran, karena yang dibutuhkan figuran saja. Mereka sering tampil tanpa dialog. Kalaupun ada, dialognya hanya bersifat informatif. Biasanya mereka digunakan dalam adegan-adegan kolosal dan keramaian. Atau jika tidak kolosal, biasanya mereka memegang profesi di dalam pelayanan umum, misalnya sopir taksi, pembantu, atau petugas di pom bensin.

5) Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis cerita kepada penonton atau penikmat drama. Jika drama ditujukan kepada pelajar, maka seiring dengan temanya, drama harus memberikan amanat yang bersifat edukatif. Selain itu, cerita dalam drama harus dapat menambah pengetahuan yang positif bagi siswa.

6) Tokoh

Yang dimaksud dengan tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami peristiwa-peristiwa atau lakukan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan.Berdasarkan fungsi tokoh dalam cerita, tokoh dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan.

a) Tokoh sentral adalah tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam cerita. Tokoh sentral dibedakan menjadi dua, yaitu

· Tokoh sentral protagonis. Tokoh sentral protagonis adalah tokoh yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai pisitif.

· Tokoh sentral antagonis. Tokoh sentral antagonis adalah tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif.

b) Tokoh bawahan adalah tokoh-tokoh yang mendukung atau membantu tokoh sentral. Tokoh bawahan dibedakan menjadi tiga, yaitu

· Tokoh andalan. Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang menjadi kepercataan tokoh sentral (protagonis atau antagonis).

· Tokoh tambahan. Tokoh tambahan adalah tokoh yang sedikit sekali memegang peran dalam peristiwa cerita.

· Tokoh lataran. Tokoh lataran adalah tokoh yang menjadi bagian atau berfungsi sebagai latar cerita saja.

c) Berdasarkan cara menampikan perwatakannya, tokoh dalam cerita dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

· Tokoh datar/sederhana/pipih. Yaitu tokoh yang diungkapkan atau disoroti dari satu segi watak saja. Tokoh ini bersifat statis, wataknya sedikit sekali berubah, atau bahkan tidak berubah sama sekali (misalnya tokoh kartun, kancil, film animasi).

· Tokoh bulat/komplek/bundar. Yaitu tokoh yang seluruh segi wataknya diungkapkan. Tokoh ini sangat dinamis, banyak mengalami perubahan watak.

7) Sudut pandang

Sudut pandang adalah tempat dimana seorang pengarang melihat sesuatu. Sudut pandang ini tidak diartikan sebagai penglihatan atas suatu barang dari atas atau dari bawah, tetapi bagaimana kita melihat barang itu dengan mengambil suatu posisi tertentu.

a) Sudut pandang orang pertama, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti aku atau saya. Dalam hal ini pengarang seakan-akan terlibat dalam cerita dan bertindak sebagai tokoh cerita.

b) Sudut pandang orang ketiga, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia, ia atau nama orang yang dijadikan sebagai titik berat cerita.

c) Sudut pandang pengamat serba tahu, Dalam hal ini pengarang bertindak seolah-olah mengetahui segala peristiwa yang dialami tokoh dan tingkah laku tokoh.

c. Unsur Ekstrinsik Drama

Unsur ekstrinsik adalah segala macam unsur yang berada diluar teks drama, tetapi ikut berperan dalam keberadaan teks drama tersebut. Unsur-unsur tersebut adalah riwayat hidup pengarang, falsafah hidup pengarang, dan unsur sosial budaya masyarakat yang dianggap dapat memberikan masukan yang menunjang penciptaan karya drama tersebut.

d. Pengertian Naskah Drama

Menurut KBBI naskah adalah karangan yang masih ditulis dengan tangan yang belum diterbitkan.

Menurut KBBI3 naskah adalah karangan yg masih ditulis dng tangan.

Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama.

Menurut Sendarasik naskah drama merupakan bahan dasar sebuah pementasan dan belum sempurna bentuknya apabila belum dipentaskan. Naskah drama juga sebagai ungkapan pernyataan penulis (play wright) yang berisi nilai-nilai pengalaman umum juga merupakan ide dasar bagi actor.

Berdasarkan pengertian diatas naskah drama dapat diartikan suatu karangan atau cerita yang berupa tindakan atau perbuatan yang masih berbentuk teks atau tulisan yang belum diterbitkan (pentaskan)

e. Pengertian Media Gambar

Di antara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar dari pada tulisan, apalagi jika gambarnya dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan gambar yang baik, sudah barang tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Di bawah ini beberapa pengertian media gambar, diantaranya:

a. Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bentuknya bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque projector (Hamalik, 1994:95).

b. Media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana (Sadiman,1996:29).

c. Media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa, serta ukurannya relatif terhadap lingkungan (Soelarko,1980:3).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar adalah perwujudan lambang dari hasil peniruan-peniruan benda-benda, pemandangan, curahan pikir atau ide-ide yang di visualisasikan kedalam bentuk dua dimensi. Bentuknya dapat berupa gambar situasi dan lukisan yang berhubungan dengan pokok bahasan berhitung.

f. Media Gambar Berseri

Media gambar berseri adalah sejumlah gambar di mana antara satu gambar dengan gambar yang saling berkaitan dan membentuk alur cerita tertentu. Adapun pengertian lain adalah Gambar berseri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kesinambungan antara gambar yang satu dengan lainnya

Sesuai penjelasan diatas, dapat disimpulkan pengertian media gambar berseri adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru yang berupa gambar datar yang mengandung cerita, dengan urutan tertentu sehingga antara satu gambar dengan gambar yang lain memiliki hubungan cerita dan membentuk satu kesatuan. Media gambar berseri merupakan golongan atau jenis media visual gambar datar.

Jumat, 16 Desember 2011

LANDASAN TEORETIS JUDUL SKRIPSI

PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI KELAS XI MAN CIANJUR 2011-2012

Diajukan untuk Mengikuti Bimbingan Penyusunan Skripsi oleh:

Pembimbing 1:

Pembimbing 2:

oleh:

Erwin Aripin

NPM: 01020101080129

Tingkat/ Kelas: IV/ C

Jurusan: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SURYAKANCANA CIANJUR

2011

LANDASAN TEORETIS JUDUL SKRIPSI

PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI KELAS XI MAN CIANJUR 2011-2012

1. Landasan Teoretis

a. Pengertian Drama

Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama.

Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera.

Drama sering disebut sandiwara atau teater. Kata sandiwara berasal dari bahasa Jawa sandi yang berarti rahasia dan warah yang berarti ajaran. Sandiwara berarti ajaran yang disampaikan secara rahasia atau tidak terang-terangan. Mengapa? Karena lakon drama sebenarnya mengandung pesan/ajaran (terutama ajaran moral) bagi penontonnya. Penonton menemukan ajaran itu secara tersirat dalam lakon drama.

b. Unsur Intrinsik Drama

unsur-unsur intrinsik adalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri. Adapun unsure-unsur intrisik drama yaitu.

1) Tema
Tema cerita adalah pokok pikiran dalam sebuah karangan. Atau, dapat diartikan pula sebagai dasar cerita yang ingin disampaikan oleh penulisnya (Lutters, 2006:41).

Tema drama harus disesuaikan dengan penonton. Jika drama ditujukan kepada pelajar, maka tema ceritanya juga harus sarat dengan pendidikan. Jangan sampai tema yang disajikan justru menjerumuskan pelajar sebagai penonton pada hal-hal yang tidak edukatif.

2) Alur Cerita (Plot)

Plot atau alur adalah pola dasar dari kejadian-kejadian yang membangun aksi yang penting dalam sebuah drama. Plot drama harus dibangun mulai dari awal, lalu terdapat kemajuan-kemajuan, dan penyelesaian masalah yang diberikan kepada penonton. Plot menjelaskan bagaimana sebuah kejadian memengaruhi kejadian yang lain dan mengapa orang-orang yang ada di dalamnya berlaku seperti itu (Suban, 2009: 79).

Somad dkk. ( 2008:149) menjabarkan alur menjadi beberapa bagian berikut.

a) Eksposisi/ introduksi merupakan pergerakan terhadap konflik melalui dialog-dialog pelaku.

b) Intrik merupakan persentuhan konflik atau keadaan mulai tegang.

c) Klimaks merupakan pergumulan konflik atau ketegangan yang telah mencapai puncaknya dalam cerita.

d) Antiklimaks merupakan konflik mulai menurun atau masalah dapat diselesaikan.

e) Konklusi merupakan akhir peristiwa atau penentuan terhadap nasib pelaku utama.

3) Latar Cerita (Setting)

Lutters (2006: 56) menjelaskan bahwa setting cerita adalah lokasi tempat cerita ini ingin ditempatkan atau diwadahi. Setting dibagi menjadi dua, yaitu media/ tempat dan budaya.

4) Penokohan
Penokohan/ karakter pelaku utama adalah pelukisan karakter/ kepribadian pelaku utama. Lutters ( 2006: 81) membagi tokoh/ peran menurut sifatnya dalam tiga hal berikut.

a) Peran Protagonis

Peran protagonis adalah peran yang harus mewakili hal-hal positif dalam kebutuhan cerita. Peran ini biasanya cenderung menjadi tokoh yang disakiti, baik, dan menderita sehingga akan menimbulkan simpati bagi penontonnya. Peran protagonis ini biasanya menjadi tokoh sentral, yaitu tokoh yang menentukan gerak adegan.

b) Peran Antagonis

Peran antagonis adalah kebalikan dari peran protagonis. Peran ini adalah peran yang harus mewakili hal-hal negatif dalam kebutuhan cerita. Peran ini biasanya cenderung menjadi tokoh yang menyakiti tokoh protagonis. Dia adalah tokoh yang jahat sehingga akan menimbulkan rasa benci atau antipasti penonton.

c) Peran Tritagonis

Peran tritagonis adalah peran pendamping, baik untuk peran protagonis maupun antagonis. Peran ini bisa menjadi pendukung atau penentang tokoh sentral, tetapi juga bisa menjadi penengah atau perantara tokoh sentral. Posisinya menjadi pembela tokoh yang didampinginya. Peran ini termasuk peran pembantu utama.

Suban (2009:68) membagi karakter menjadi tiga bagian menurut kedudukannya dalam cerita.

· Karakter Utama (Main Character)

Karakter utama adalah karakter yang mengambil perhatian terbanyak dari pemirsa dan menjadi pusat perhatian pemirsa. Karakter ini juga paling banyak aksinya dalam cerita.

· Karakter Pendukung (Secondary Character)

Karakter pendukung adalah orang-orang yang menciptakan situasi dan yang memancing konflik untuk karakter utama. Kadang-kangan karakter pendukung bisa memainkan peranan yang membantu karakter utama. Misalnya sebagai orang keparcayaan karakter utama. Contohnya, sebagai sopir atau bodyguard.

· Karakter Figuran (Incedental Character)

Karakter ini duperlukan untuk mengisi dan melengkapi sebuah cerita. Mereka serin disebut figuran, karena yang dibutuhkan figuran saja. Mereka sering tampil tanpa dialog. Kalaupun ada, dialognya hanya bersifat informatif. Biasanya mereka digunakan dalam adegan-adegan kolosal dan keramaian. Atau jika tidak kolosal, biasanya mereka memegang profesi di dalam pelayanan umum, misalnya sopir taksi, pembantu, atau petugas di pom bensin.

5) Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis cerita kepada penonton atau penikmat drama. Jika drama ditujukan kepada pelajar, maka seiring dengan temanya, drama harus memberikan amanat yang bersifat edukatif. Selain itu, cerita dalam drama harus dapat menambah pengetahuan yang positif bagi siswa.

6) Tokoh

Yang dimaksud dengan tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami peristiwa-peristiwa atau lakukan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan.Berdasarkan fungsi tokoh dalam cerita, tokoh dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan.

a) Tokoh sentral adalah tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam cerita. Tokoh sentral dibedakan menjadi dua, yaitu

· Tokoh sentral protagonis. Tokoh sentral protagonis adalah tokoh yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai pisitif.

· Tokoh sentral antagonis. Tokoh sentral antagonis adalah tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif.

b) Tokoh bawahan adalah tokoh-tokoh yang mendukung atau membantu tokoh sentral. Tokoh bawahan dibedakan menjadi tiga, yaitu

· Tokoh andalan. Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang menjadi kepercataan tokoh sentral (protagonis atau antagonis).

· Tokoh tambahan. Tokoh tambahan adalah tokoh yang sedikit sekali memegang peran dalam peristiwa cerita.

· Tokoh lataran. Tokoh lataran adalah tokoh yang menjadi bagian atau berfungsi sebagai latar cerita saja.

c) Berdasarkan cara menampikan perwatakannya, tokoh dalam cerita dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

· Tokoh datar/sederhana/pipih. Yaitu tokoh yang diungkapkan atau disoroti dari satu segi watak saja. Tokoh ini bersifat statis, wataknya sedikit sekali berubah, atau bahkan tidak berubah sama sekali (misalnya tokoh kartun, kancil, film animasi).

· Tokoh bulat/komplek/bundar. Yaitu tokoh yang seluruh segi wataknya diungkapkan. Tokoh ini sangat dinamis, banyak mengalami perubahan watak.

7) Sudut pandang

Sudut pandang adalah tempat dimana seorang pengarang melihat sesuatu. Sudut pandang ini tidak diartikan sebagai penglihatan atas suatu barang dari atas atau dari bawah, tetapi bagaimana kita melihat barang itu dengan mengambil suatu posisi tertentu.

a) Sudut pandang orang pertama, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti aku atau saya. Dalam hal ini pengarang seakan-akan terlibat dalam cerita dan bertindak sebagai tokoh cerita.

b) Sudut pandang orang ketiga, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia, ia atau nama orang yang dijadikan sebagai titik berat cerita.

c) Sudut pandang pengamat serba tahu, Dalam hal ini pengarang bertindak seolah-olah mengetahui segala peristiwa yang dialami tokoh dan tingkah laku tokoh.

c. Unsur Ekstrinsik Drama

Unsur ekstrinsik adalah segala macam unsur yang berada diluar teks drama, tetapi ikut berperan dalam keberadaan teks drama tersebut. Unsur-unsur tersebut adalah riwayat hidup pengarang, falsafah hidup pengarang, dan unsur sosial budaya masyarakat yang dianggap dapat memberikan masukan yang menunjang penciptaan karya drama tersebut.

d. Pengertian Naskah Drama

Menurut KBBI naskah adalah karangan yang masih ditulis dengan tangan yang belum diterbitkan

Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama.

Menurut Sendarasik naskah drama merupakan bahan dasar sebuah pementasan dan belum sempurna betuknya apabila belum dipentaskan. Naskah drama juga sebagai ungkapan pernyataan penulis (play wright) yang berisi nilai-nilai pengalaman umum juga merupakan ide dasar bagi actor.

Berdasarkan pengertian diatas naskah drama dapat diartikan suatu karangan atau cerita yang berupa tindakan atau perbuatan yang masih berbentuk teks atau tulisan yang belum duterbitkan (pentaskan).

e. Pengertian Media Gambar

Di antara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar dari pada tulisan, apalagi jika gambarnya dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan gambar yang baik, sudah barang tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Di bawah ini beberapa pengertian media gambar, diantaranya:

a. Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bentuknya bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque projector (Hamalik, 1994:95).

b. Media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana (Sadiman,1996:29).

c. Media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa, serta ukurannya relatif terhadap lingkungan (Soelarko,1980:3).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar adalah perwujudan lambang dari hasil peniruan-peniruan benda-benda, pemandangan, curahan pikir atau ide-ide yang di visualisasikan kedalam bentuk dua dimensi. Bentuknya dapat berupa gambar situasi dan lukisan yang berhubungan dengan pokok bahasan berhitung.

f. Media Gambar Berseri

Media gambar berseri adalah sejumlah gambar di mana antara satu gambar dengan gambar yang saling berkaitan dan membentuk alur cerita tertentu. Adapun pengertian lain adalah Gambar berseri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kesinambungan antara gambar yang satu dengan lainnya

Sesuai penjelasan diatas, dapat disimpulkan pengertian media gambar berseri adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru yang berupa gambar datar yang mengandung cerita, dengan urutan tertentu sehingga antara satu gambar dengan gambar yang lain memiliki hubungan cerita dan membentuk satu kesatuan. Media gambar berseri merupakan golongan atau jenis media visual gambar datar.